Minggu, 20 April 2014

Pendidikan Sebagai Alat Untuk Mencapai Tujuan



           

PENDIDIKAN SEBAGAI ALAT BUKAN SEBAGAI TUJUAN

            Sebelum ke praktek pemanfaatan teknik “Air Brush”, bapak dosen pengampu menjelaskan sedikit tentang Pendidikan dikatakan sebagai alat bukan sebagai tujuan atau dengan kata lain Pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Tujuan maksudnya disini adalah mencapai kedewasaan baik dari segi jasmani dan rohani, kedewasaan dalam hal ini diartikan sebagai perubahan tingkah laku sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Pendewasaan ini bisa kita peroleh melalui sebuah pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kecil misalnya bisa kita ambilkan contoh pada mata pelajaran PPKn, dalam mata pelajaran PPKn diselipkan materi tentang norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan kita dianjurkan untuk melaksanakan norma tersebut demi tercapainya kehidupan masyarakat yang aman dan damai. Nah, sebagai seorang guru kita wajib mengajarkan hal tersebut agar anak mampu menguasai dan mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Mata pelajaran PPKn merupakan alatnya, sedangkan anak dapat menguasai dan mempraktekkan norma-norma dalam kehidupan sehari-hari merupakan tujuannya.
            Anak mengalami pendewasaan sesuai dengan usianya atau dengan kata lain anak mengalami pendewasaan secara bertahap, sehingga dalam pemberian materi ajar pun disesuaikan dengan kelas dimana mereka berada. Di kelas 1 akan berbeda materi pelajarannya dengan di kelas 2, begitu juga seterusnya. pada dasarnya semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang, maka semakin tinggi pula pendewasaan yang diperolehnya.

Teknik Air Brush Sederhana



TEKNIK “AIR BRUSH” SEDERHANA
           
            Semasa duduk di Sekolah Dasar, saya pernah mempraktekkan membuat sebuah karya seni dengan memanfaatkan teknik “air brush” ini. Dan sekarang di bangku perkuliahan saya bertemu kembali dengan materi ini yang tentunya isi materinya lebih berkembang dari pada yang saya dapatkan sewaktu di bangku Sekolah Dasar.
            Teknik “air brush” ini merupakan sebuah teknik membuat sebuah gambar dengan cara menempelkan suatu benda dua dimensi (daun, kertas yang sudah dibentuk menyerupai bentuk yang di inginkan) di atas kertas gambar, selanjutnya di tetesi dengan pewarna yang sudah di campur dengan air dengan cara menaruh pewarna tersebut pada sikat gigi lalu di gosok-gosokkan secara berulang-ulang pada saringan tepung (sisir) sehingga menghasilkan bentuk objek dua dimensi tersebut melalui “brush” atau titik-titik warna di sekitarnya.
            Pada praktek yang saya lakukan, membuat sebuah gambar dengan memanfaatkan teknik “air brush” ini tidaklah mudah Karena dibutuhkan sebuah kesabaran dan ketelitian. Adapun alat dan bahan yang saya gunakan yait: sisir bekas, saringan tepung, sikat gigi, pewarna (cat air). Saya mengambil daun “pare” dan daun “sida-sida” sebagai bendanya dan saya tempelkan di atas kertas gambar A4, saya mencoba membandingkan “brush”  yang dihasilkan oleh sisir dan saringan tepung. Pada saat menggunakan sisir, ternyata brush yang dihasilkan kurang maksimal ini dikarenakan sekat sisir yang terlalu besar dan juga menimbulkan gumpalan-gumpalan air di sekitar sisir sehingga jika gunpalan tersebut tidak segera di buang bisa jadi jatuh dalam kertas gambar dan menimbulkan brush yang cukup besar. Lain halnya dengan menggunakan saringan tepung, kualitas brush yang dihasilkan baik, dan brush an nya pun tidak menyebar kemana-mana sehingga saya bisa memadukan warna lebih dari satu warna dalam satu bidang kertas gambar.
            Berikut ini adalah hasil gambar menggunakan teknik air brush dengan saringan tepung sebagai penampangnya.


            Mohon masukan dan sarannya . Terima kasih

Seni Montase



Membuat Karya Seni
Dengan Konsep Montase

            Terkadang antara mozaik dan montase sulit dibedakan yang seolah-olah masih dalam satu teknik dasar yang sama dan kadang-kadang sulit dibedakan. Jika mozaik memanfaatkan potongan-potongan material sebagai pengganti bahan pewarna, maka montase lebih mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Misalnya Gambar wanita dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil gambar wanitanya saja kemudian kepala wanita itu diganti dengan kepala gambar orang laki-laki. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase. Penerapan konsep montase bisa juga diterapkan pada gambar-gambar yang memiliki jalan cerita atau berilustrasi yang tentunya jalan ceritanya lucu dan seru.
            pada latihan membuat montase dengan tema bebas ini, langkah-langkah yang saya tempuh yaitu 1) menentukan tema dari montase itu, 2) setelah ditentukan tema lalu saya mencari gambar sesuai dengan tema yang saya ambil, 3)mengeposisikan beberapa gambar dengan gambar lainnya, 4) menempel gambar-gambar tersebut pada kertas gambar. Berikut ini hasil montase saya



            Maaf jika ilustrasi ceritanya kurang nyambung . Terima kasih

Seni Mozaik



Membuat Karya Seni
Dengan Konsep Mozaik

            Mengajar seni rupa di Sekolah Dasar sebenarnya bagus disisipkan dengan mengenalkan anak pada konsep mozaik, karena dari pengenalan konsep inilah kita bisa mengajarkan anak tentang bagaimana cara memanfaatkan benda-benda sekitar seperti  yang sudah tidak terpakai, dan akhirnya jika dianfaatkan  bisa memiliki nilai murni maupun nilai terapan .
Mozaik merupakan suatu teknik menggambar karya seni rupa dua atau tiga dimensi dengan cara memanfaatkan material yang telah dipotong-potong dengan bentuk-bentuk geometris (lingkaran, segi empat, dan lain-lain) kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem, kepingan-kepingan material ini berfungsi sebagai pengganti bahan pewarna. Kepingan benda-benda itu, antara lain :  kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, potongan kayu. Kali ini kami mencoba membuat gambar dengan mozaik, dimana kami menggunakan majalah, Koran, kertas origami sebagai pengganti bahan pewarna. Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat objek gambar pada kertas A4, saya menggambar kartun dengan Donald bebek. Langkah kedua, menempel dengan lem potongan-potongan kertas pada gambar sesuai warna yang diinginkan. Adapun kendala yang saya hadapi yaitu ketika menempel saya kurang sabar sehingga tumpukan-tumpukan kertas pada bagian tertentu gambar menjadi kurang rapi, dari ketidak rapian itulah saya mencoba untuk memperbaiki dan secara tidak disadari kita sedang berlatih meningkatkan kesabaran, selain itu penempatan warna juga kurang menarik. Berikut ini mozaik saya 


            Maaf jika gambarnya kurang bagus . Mohon saran dan masukannya, terima kasih