Sabtu, 08 Maret 2014

PENDIDIKAN SENI RUPA



PERTEMUAN I
SEKAPUR SIRIH PENDIDIKAN SENI RUPA

            Menjadi guru SD adalah impian saya. Tentunya sebagai seorang guru SD kita tidak hanya dituntut untuk mampu menguasai 5 (lima) mata  pelajaran yaitu IPA,IPS, Matematika, PKn, dan Bahasa Indonesia. Akan tetapi juga kita dituntut untuk menguasai mata pelajaran muatan lokal, salah satunya adalah Seni. Seni itu beragam jenisnya, kali ini saya akan memaparkan sedikit pengalaman selama mengikuti perkuliahan pendidikan seni rupa. Dalam kurikulum jurusan PGSD, pendidikan seni rupa termasuk di dalamnya. Mata kuliah ini muncul di semester VI pada kurikulum PGSD tahun 2010. Dosen pengampu mata kuliah ini adalah Bapak Drs.Jajang S. M.Si. Untuk kelas E semester 6.
            Pada pertemun awal, adapun kegiatan yang dilakukan adalah perkenalan, kontrak kuliah, dan pengetahuan tentang seni rupa. Dapat saya rangkum sedikit penjelasan dari Bapak dosen pengampu bahwasannya seni itu berkaitan dengan penghargaan dan keimanan serta mengajari anak-anak untuk  bersyukur. Seni rupa adalah seni yang mengutamakan bentuk atau rupa. Adapun jenis seni rupa yaitu seni lukis, seni reklame, seni patung, seni keramik, seni ukir, seni tekstil, seni ilustrasi, seni fotografi, seni kaligrafi, dan sebagainya. Dari sekian jenis seni rupa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam seni murni dan seni terapan. Karya seni murni merupakan karya seni yang mengutamakan keindahan sedangkan karya seni terapan karya seni yang mengutamakan kegunaan (fungsional).
            Setelah memaparkan sedikit pengetahuan tentang seni rupa, untuk minggu depannya kami ditugaskan untuk membawa peralatan untuk praktik seperti cat air, kuas cat air, kuas cat minyak, tempat air, lap, palet, kertas, kertas gambar A4, Koran, dan tempat air. Kami akan diajarkan bagaimana cara mencampur warna-warna dasar pada cat air dengan membuat pola-pola hingga menciptakan warna baru dari hasil penumpukan warna-warna dasar tersebut.
            Hanya itu pemaparan sedikit tentang pelaksanaan perkuliahan pendidikan seni rupa pada pertemuan 1, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyampaian.  Sekian dan terima kasih :) .

PERTEMUAN KE 2
DESKRIPSI HASIL KARYA SENI RUPA
(EKSPLORASI WARNA DENGAN CAT AIR)

            Akhirnya minggu ke 2 pertemuan seni rupa pun tiba, sesuai dengan arahan pak dosen pengampu sebelumnya kami sudah membawa peralatan yang diperlukan. Ketika melaksanakan kegiatan bereksplorasi dengan cat air, dimana sesuai dengan petunjuk dari bapak dosen pengampu bahwasannya ketika mencampur warna hendaknya jangan mencampur warna pada palet, akan tetapi kita bereksplorasi menggunakan warna dasar misalnya warna merah atau biru di kertas gambar A4, warna itu kita bentuk sesuai dengan pola yang kita inginkan misalnya membentuk pola lingkaran, segitiga, dan sebagainya tergantung imajinasi kita. Setelah warna yang kita oleskan pada kertas gambar kering barulah kita menumpuk warna tersebut dengan warna lain. Untuk menghasilkan warna baru hendaknya antara warna dasar dan warna penumpuk corak warnanya tidak terlalu dekat, misalnya antara warna merah dan coklat jika ditumpuk tampak tidak ada kesan timbulnya warna baru, ini adalah kesalahan saya ketika menumpuk warna. Dari kesalahan tersebutlah saya akhirnya menjadi tahu bagaimana tekhnik yang benar ketika mencampur warna dan menghasilkan warna baru. Berikut ini adalah hasil karya saya dengan mengaplikasikan cat air dengan beberapa warna,
            Dari percobaan mengaplikasikan beberapa warna cat air pada kertas gambar, seperti gambar di atas terlihat bahwa terjadi pembentukan warna baru dari penumpukan warna-warna. Meskipun dari percobaan yang saya lakukan kurang terlihat adanya perbedaan warna dasar dan warna penumpuk.
Selain memberikan tekhnik mencampur warna, Bapak dosen pengampu juga memberikan pengetahuan yang menurut saya itu baru dan mungkin akan menarik jika diajarkan di SD. Tekhnik itu sederhana akan tetapi juga diperlukan ketelitian, imajinasi, serta skill di dalam pembuatannya. Jika kita salah memposisikan warna dan kurang mengerti dengan tekniknya maka gambar yang dihasilkan juga kurang baik. Bapak dosen pengampu memberikan contoh cara pembuatannya, pertama dengan melipat kertas gambar A4 menjadi 2 bagian yang sama kemudian satu bagian diisi dengan berbagai warna dari cat air serta memposisikan warna-warna tersebut sesuai dengan bentuk yang ingin dibuat. Setelah selesai mengisi warna di atas kertas, langkah selanjutnya adalah menutup bagian kertas yang diisi warna dengan kertas yang tidak diisi warna, dalam keadaan tertutup kertas tersebut ditarik dengan penggaris. Setelah dibuka, alhasil karya yang terbentuk menyerupai binatang dan sangat bagus. Saya menjadi tertarik untuk mencobanya, meskipun sudah beberapa kali saya mencoba gagal, ini dikarenakan penempatan posisi warna yang kurang pas, terlalu lama membiarkan warna dalam posisi terbuka sehingga ketika di tarik kertas menjadi rusak, imajinasi yang kurang sehingga menjadi kesulitan dalam menentukan pola yang diinginkan seperti apa. Berikut ini hasil eksplorasi saya, mohon maaf jika karyanya kurang bagus karena saya bukan orang seni hehee…..

            Sekiranya, itu pengalaman hasil eksplorasi saya tentang materi yang diajarkan pada pertemuan ke 2 ini. Terima kasih :)


















 PERTEMUAN 3
MENGANALISIS PENGELOMPOKAN KARYA SENI RUPA BERDASARKAN KENYATAAN DI LAPANGAN SESUAI DENGAN TEORI SENI RUPA BARAT

            Setelah minggu lalu praktek mengeksplorasi warna dengan cat air, maka pada pertemuan ke tiga ini kami tidak lagi kuliah praktek akan tetapi kuliah teori, tentang teori seni rupa barat.  Adapun penjabaran teori seni rupa barat yang dapat saya rangkum dari bapak dosen pengampu adalah:
            Teori seni rupa barat pada awalnya diciptakan oleh pelaku seni rupa kota dengan tujuan untuk membedakan kelas sosial pelaku seni rupa antara orang desa (non akademisi/pedesa) dan orang kota (akademisi/pekota). Dari segi penamaannya pun juga mengalami perbedaan, dimana pelaku seni rupa di kota menyebut  dirinya sebagai artist (seniman) sedangkan orang desa mereka sebut sebagai perajin (artisan). Padahal dari karya seni yang dihasilkan oleh pelaku seni rupa di desa tidak kalah bagusnya dengan karya seni yang dihasilkan oleh pelaku seni rupa kota. Hanya saja dari segi pendidikan pelaku seni rupa kota mendapat pendidikan khusus dan pelaku seni rupa di desa tidak mendapat pendidikan khusus.
            Berkaitan dengan seni murni dan seni terapan, menurut seni rupa barat seni murni merupakan suatu karya seni yang mengutamakan segi estetika,  sedangkan seni terapan mengutamakan segi kegunaan (fungsional). Berikut ini saya mencoba menganalisis dan mengelompokkan jenis-jenis seni rupa ke dalam seni murni dan seni terapan.

Tabel 1. Analisis Jenis-Jenis Seni Rupa
Seni Murni
Seni Terapan
Seni lukis
Seni ukir
Seni ukir
Seni reklame
Seni patung
Seni fotogarfi
Seni kaligrafi
Seni keramik
Seni fotografi
Seni tekstil
Seni ilustrasi
-
Seni mozaik
-
 Pembahasan :
  1. Seni lukis, digolongkan ke dalam seni murni. Karena pada lukisan fungsinya hanya sebagai pajangan, dan tidak mempunyai nilai fungsi.
  2. Seni ukir, digolongkan ke dalam seni murni dan terapan. Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, seni ukir ini tidak hanya berfungsi untuk memperindah sesuatu akan tetapi seperti kenyataannya di lapangan seni ukir ini telah memiliki nilai fungsi baru yaitu sebagai seni terapan juga. Misal contohnya ukiran pada pintu, seperti yang kita ketahui pintu itu memiliki nilai fungsional yang berguna untuk membuka dan menutup ruangan.
  3. Seni patung digolongkan ke dalam seni murni, karena patung hanya memiliki nilai keindahan saja.
  4. Seni fotografi, sesuai dengan kenyataan di lapangan memiliki dua nilai sekaligus yaitu nilai murni dan nilai terapan. Ketika foto hanya digunakan sebagai pajangan saja maka ia memiliki nilai murni. Ketika foto digunakan untuk membantu menginformasikan sesuatu maka akan memiliki nilai terapan.
  5. Seni kaligrafi, ilustrasi, mozaik digolongkan ke dalam seni murni. Karena sesuai dengan pengertian kaligrafi yaitu seni menulis indah, dari pernyataan tersebut dapat kita simpulkan seni kaligrafi tidak memiliki nilai fungsional, kita hanya bisa menikmati keindahan tulisannya saja. Seni ilustrasi dan mozaik, digolongkan ke dalam seni murni karena sesuatu yang dihasilkan berupa gambar yang berfungsi untuk memperjelas suatu pernyataan, di dalam seni ilustrasi terdapat nilai keindahannya begitu pula pada seni mozaik.
  6. Seni reklame, contoh dari seni reklame misalnya brosur, spanduk, baliho, stiker, dsb. Dari sekian jenis reklame tersebut sama-sama berfungsi menginformasikan sesuatu, sehingga disebut sebagai seni terapan.
  7. Seni keramik, contoh seni keramik misalnya vas bunga yang terbuat dari tanah liat, vas bunga tersebut berfungsi sebagai wadah dari bunga agar tidak jatuh. Sehingga seni keramik dapat digolongkan sebagai seni terapan.
  8. Seni tekstil, contoh seni tekstil misalnya pakaian yang kita kenakan itu menandakan bahwa seni tekstil dapat dikategorikan sebagai seni terapan.
 Hanya sekian hasil analisis dari saya, apabila ada kritik maupun saran saya persilahkan untuk comment, terima kasih :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar